Insan Pembelajar: Bertumbuh dari Rasa Syukur dan Keteladanan
![]() |
| doc.pertemuan dengan bapak Usman Roin, di perpustakaan Unuguri. 25/12/2025 |
Setiap perjalanan belajar selalu memiliki titik mula yang bermakna. Bagi saya, titik itu kini bernama insanpembelajar.my.id. Sebuah blog pribadi yang lahir dari rasa syukur, proses panjang, serta keteladanan yang menumbuhkan keberanian untuk terus belajar dan menulis.
Blog ini bukan sekadar ruang digital, melainkan ruang bertumbuh. Tempat menyemai gagasan, menata pemikiran, dan merawat ikhtiar agar kelak tulisan-tulisan ini dapat memberi manfaat, sekecil apa pun.
Kehadiran insanpembelajar.my.id tidak dapat dilepaskan dari peran besar Bapak Usman Roin, M.Pd., dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (UNUGIRI). Beliau dikenal sebagai pribadi yang tekun menulis, aktif mengisi berbagai media, serta menjadi penulis yang begitu produktif. Konsistensi beliau dalam dunia literasi itulah yang perlahan menumbuhkan kekaguman sekaligus motivasi dalam diri saya.
Dari jejak-jejak tulisan beliau, saya belajar bahwa menulis bukan sekadar aktivitas akademik, melainkan bentuk tanggung jawab intelektual dan sosial. Berangkat dari sanalah tumbuh keinginan dalam diri saya untuk mengikuti jejak beliau, menjadikan menulis sebagai jalan belajar, sekaligus ikhtiar berbagi kebaikan.
Momen penting itu terasa semakin bermakna saat proses migrasi blog, dari wongtulus.blogspot.com menuju insanpembelajar.my.id. Pada awalnya, saya belum sepenuhnya menyadari betapa pentingnya merawat dan menghidupkan blog pribadi secara serius. Namun melalui keteladanan dan dorongan Pak Usman, kesadaran itu perlahan tumbuh.
Saya diajari langsung oleh beliau, mulai dari pemahaman dasar hingga praktik membeli dan memasang domain melalui domainesia.com. Proses tersebut bukan hanya soal teknis digital, tetapi tentang membangun sikap profesional terhadap karya dan gagasan sendiri.
Satu peristiwa yang sangat bermakna di hati adalah ketika proses pembelian domain tersebut di biayai langsung oleh beliau. Ada rasa sungkan dan tidak enak yang mendalam, namun di balik itu saya menyadari bahwa peristiwa ini akan menjadi sejarah penting dalam perjalanan hidup saya. Sebuah bentuk dukungan yang tulus dan totalitas dari sosok pendidik yang telah saya anggap seperti orang tua sendiri.
Ketulusan Pak Usman mengajarkan saya bahwa mendidik tidak selalu dengan kata-kata panjang, tetapi dengan teladan nyata. Dengan hadir, mempercayai, dan menguatkan, bahkan ketika seseorang masih belajar percaya pada dirinya sendiri.
Secara simbolik dan historis, insanpembelajar.my.id lahir di Perpustakaan Unugiri, pada Senin, 23 April 2025, pukul 15.40 WIB. Ruang sunyi yang penuh makna itu menjadi saksi lahirnya tekad baru: untuk terus belajar, menulis, dan menapaki jalan literasi dengan penuh kesungguhan.
Saya bersyukur dipertemukan dengan sosok pendidik yang tulus mendukung pertumbuhan saya. Semoga insanpembelajar.my.id dapat menjadi ruang belajar yang hidup, sekaligus pengingat bahwa perjalanan literasi sering kali bertumbuh dari keteladanan yang sederhana, namun mengakar kuat di hati.
Karena sejatinya, kita semua adalah insan pembelajar, yang bertumbuh melalui ilmu, dan dikuatkan oleh ketulusan seorang guru.

Posting Komentar untuk "Insan Pembelajar: Bertumbuh dari Rasa Syukur dan Keteladanan"